#Samosir

Pemkab akan menjalin kerjasama dengan BMKG dan para tokoh adat. Mereka dilibatkan untuk memberi masukan terkait kearifan lokal, termasuk kapan menabur benih, apa saja ritual kearifan lokal yang tidak menyalahi kepercayaan.

Khazanah budaya (benda dan tak benda) Batak yang memang kaya—kitab Batak Art and Culture yang ditulis dokter Jamaluddin S. Hasibuan  serta  Batak Sculpture karya Achim Sibet—Bruce W. Carpenter menjadi bukti keeksotikan dan keragaman budaya benda ini—sedari dulu juga menjadi kajian orang Batak yang sedang menjalani pendidikan terutama di jenjang  pascasarjana.

Apa yang terjadi dalam perdebatan ini, menurut saya sangat menggambarkan apa yang terjadi dengan Tanah Batak, Orang Batak, dan Pariwisata Danau Toba.

Telah lama Pangururan menjadi pusat pemerintahan Pulau Samosir. Di zaman Hindia-Belanda pun sudah demikian.

Semenanjung yang menjorok, Pulau Samosir yang membentang, air Danau Toba yang menghampar, serta bukit-bukit yang tegak berbaris—termasuk Sibea-bea yang puncaknya kini telah bersalib raksasa dan Holbung 4 berderet—terlihat di kejauhan.

Jalur Tele sekian lama identik dengan neraka. Bagaimana tidak? Pelintas yang berkendaraan mesti mendaki (atau menuruni) bukit yang tinggi dan curam.

Menghadirkan bangunan gigantik (raksasa) be-rekor dunia dalam wujud patung Yesus di Sibeabea merupakan sebuah ide kreatif sekaligus terobosan besar.

Ukuran patung ini tak main-main. Tingginya 61 meter, berada di atas lahan 15 hektar. Serta-merta ia menjadi patung Yesus Kristus tertinggi-terbesar di dunia.

Menurutnya semua surat izin sudah didapat panitia.