JAKARTA, BatakNature: Empati akan menyelamatkan kita. Empati terhadap apa pun, termasuk alam semesta dan penghuninya. Kita, misalnya, sebaiknya menempatkan diri sebagai penduduk asli ('indigenous') bumi. Begitu salah satu ucapan menarik sutradara James Cameron yang kini bermukim di Selandia Baru. Ia barusan diwawancarai Fareed Zakaria dari 'CNN'.
James Francis Cameron dan timnya sudah menyelesaikan pengambilan gambar sekuel ke-4 dari 'Avatar'.
Sebelumnya, ia meyutradarai 'Titanic', 'Terminator' (seri), 'Aliens', 'True Lies', dan yang lain. 'Titanic' dan 'Avatar', bersama 'Avangers' merupakan karya layar lebar terlaris sepanjang sejarah.
Beribukan artis dan berayahkan insinyur, sineas akbar peraih Academy Award ini sangat menyukai dunia eksplorasi. Untuk menghasilkan karya yang serba gemilang itu seniman asal Kanada perlu menyemplungkan diri ke sagara pengetahuan serta bersinergi dengan para peneliti dan penjelajah. Eksplorasi laut dalam pernah diikutinya, umpamanya.
Sutradara James Cameron saat diwawancarai CNN (Foto: P Hasudungan Sirait/BatakNature)
"Penjelajah terbaik itu pencerita jempolan juga, " ucap dia.
Mimpi merupakan salah satu tambang ide sang pembuat film yang pandai menggambar dan menulis.
"Mimpi itu sejenis kecerdasan-buatan generatif," lanjut pecinta-pegiat lingkungan hidup.
Ah, dia memang bukan sutradara biasa. Film baginya bukan sekadar tontonan yang menghibur tapi juga saluran penyadaran khalayak luas.
Akankah Indonesia menghasilkan sineas seserius, seidealis, dan sebernas dia kelak? Semoga.