PAKPAK BHARAT, Kalderakita.com: Bupati Pakpak Bharat, Franc Bernhard Tumanggor, menaruh perhatian besar terhadap upaya pelestarian pohon kapur dan kemenyan yang banyak tumbuh di wilayahnya. Ini adalah salah satu jenis tanaman endemik di Sumatra Utara yang mulai langka.
Disinyalir, masih ada ribuan pohon kapur dan kemenyan di Pakpak Bharat. Namun jika tak diurus dan dilestarikan, pohon-pohon ini pun terancam punah.
Di awal Juli lalu, Bupati Franc melakukan ekspedisi ke kawasan hutan kayu kapur di Kecamatan Pagindar. Dia berangkat bersama rombongan yang terdiri dari tim peneliti dan ilmuwan dari Universitas Negeri Medan, serta staf Dinas kehutanan Provinsi Sumatera Utara.
Ekspedisi ini merupakan bagian dari upayanya menyelamatkan hutan kapur dan kemenyan dari kepunahan, sekaligus mewujudkan impian menjadikan wilayah tersebut sebagai geopark internasional.
Perjalanan awal kemarin dimaksudkan untuk mulai mengidentifikasi potensi serta lokasi pohon kapur dan kemenyan.
“Kedepannya, lokasi ini akan kita jadikan sebagai kawasan dan destinasi wisata alam, pohon-pohon kapur ini akan kita lestarikan dan jaga,” ucap Bupati di lokasi seperti dilansir situs resmi Pemkab Pakpak Bharat.
Bupati Pakpak Bharat saat di kawasan hutan Kapur dan Kemenyan (foto: Pemkab Pakpak Bharat)
Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat menggandeng Universitas Negeri Medan untuk kerja besar ini.
“Kita berharap dengan adanya kerjasama ini, akan bisa lebih mengangkat serta menambah nilai ekonomi masyarakat kita,” ujar Bupati Franc.
Apalagi menurutnya kayu kapur dan kemenyan dari Pakpak Bharat sudah dikenal dunia sejak ribuan tahun lalu.
“Ini bisa dibuktikan dengan adanya jejak perdagangan kuno di Barus dengan komoditi perdagangan utama berupa Kapur, kemenyan, ombil dan sebagainya yang nota bene berasal dari Pakpak Bharat saat ini,” ungkap Bupati kemudian.
Prof. Umar Zein, salah seorang peneliti yang ikut dalam rombongan tak dapat menyembunyikan rasa takjub dan kagumnya atas keberadaan pohon-pohon purba ini.
“Sungguh seperti mimpi saja rasanya, menyaksikan ribuan pohon purba yang telah melegenda sejak ribuan tahun lalu,”ujarnya.
Kayu kapur merupakan jenis kayu perdagangan dan juga menghasilkan produk non kayu berupa getah Kristal yang popular dengan sebutan kapur atau kamper serta minyak kapur yang popular disebut ombil. Bersama kemenyan, komoditi ini telah lama menjadi incaran para pedagang dunia karena memiliki nilai ekonomi yang sangat tinggi.
Upaya lestarikan pohon endemik (foto: harian9)
Dalam kisah perdagangan kuno, kapur dan kemenyan ini menjadi salah satu komoditi yang paling diminati diberbagai belahan dunia termasuk Mesir yang konon menggunakan kapur dan kemenyan sebagai bahan pengawet pada mumi.
Turut bersama Bupati dalam perjalanan ini diantaranya Wakil Bupati Pakpak Bharat, H Mutsyuhito Solin, Dr, M.Pd, Ketua Pokja Bunda Paud Pakpak Bharat, Prof. Sri Minda Murni, MS, sejumlah peneliti dan tenaga ilmiah dari Dinas Kehutanan Sumatera Utara, Peneliti dan tenaga Ilmiah dari Universitas Negeri Medan, jurnalis dan wartawan serat sejumlah undangan lainnya.